Jumat, 28 Desember 2012

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila sp


LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
SIKLUS HIDUP Drosophila sp
KIKY WIDYA LOKA
RRA1C410044


ABSTRAK
Perbedaan jenis kelamin pada Drosophila sp secara morfologi terlihat dari bentuk pantat Drosophila sp, lalat jantan memiliki ujung posterior yang tumpul sedangkan lalat betina memiliki ujung posterior yang runcing. Lalat jantan memiliki sex comb pada kakinya sedangkan lalat betina tidak. Ciri lainnya yang dapat membedakan jantan dan betina adalah dari ukuran tubuhnya, dimana lalat jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan ukuran lalat betina.
Selain itu, Drosophila sp normal memiliki sungut yang berbentuk tidak runcing dan bercabang-cabang. Kepala berbentuk elips. Thorax terlihat berwarna krem, ditumbuhi banyak bulu, dengan warna dasar putih. Abdomen bersegmen lima, segmen terlihat dari garis-garis hitam yang terletak pada abdomen. Sayap Drosophil sp normal memiliki ukuran yang panjang hingga melebihi abdomen lalat, lurus, dan bermula dari thorax dengan warna transparan. Percobaan dilakukan pada tanggal 10 Desember  tepatnya hari sabtu pukul 13.30 wib – selesai di ruangan gedung G3 Unuversitas Jambi.

KATA KUNCI: SIKLUS HIDUP

PENDAHULUAN
Drosophila memiliki ciri morfologi yang berbeda antara jantan dan betinanya. Pada Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang betina. Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan memiliki sisir kelamin. Sedangkan pada yang betina ukuran relatif lebih besar,memiliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin. Drosophila normal memiliki mata yang berwarna merah berbentuk elips. Terdapat pula mata oceli yang ukurannya jauh lebih kecil dari mata majemuk, berada pada bagian atas kepala, di atas di antara mata dua mata majemuk, berbentuk bulat (Ghostrecon, 2008).
Selain itu, Drosophila normal memiliki sungut yang berbentuk tidak runcing dan bercabang-cabang. Kepala berbentuk elips. Thorax terlihat berwarna krem, ditumbuhi banyak bulu, dengan warna dasar putih. Abdomen bersegmen lima, segmen terlihat dari garis-garis hitam yang terletak pada abdomen. Sayap Drosophila normal memiliki ukuran yang panjang hingga melebihi abdomen lalat, lurus, dan bermula dari thorax dengan warna transparan (Ghostrecon, 2008).
Kekentalan dan keenceran dari suatu medium akan mempengaruhi pertumbuhan dari Dhrosophila sp. Pengenceran medium akan mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan namun tidak berpengaruh pada siklus hidupnya. Tingkat survival dan lamanya waktu hidup akan berkurang apabila lalat dewasa berada pada medium yang sangat encer. Pada drosophila diremukan 4 pasang kromosom.Pada lalat jantan dan lalat betina umumnya adalah sama, tetapi ada sedikit perbedaan yaitu pada salah satu kromosom jantan terdapat lengkungan seperti mata pancing (Silvia, 2003).
Telur Drosophila berbentuk kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina drosophila dewasa meletakkan telur 50-70 telur perhari atau maksimumnya 400-500 buah dalam 10 hari ( Silvia, 2003 ) . telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yang pertama selaput vitelin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan yang kedua selaput tipis tetapi kuat ( korion ) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangakai tipis. Khorion mempunyai kulit bagian luar yang sangat keras dari telur tersebut ( Borror, 1992 ).
Saat larva Drososphila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikulum menjadi keras berpigmen, tanpa kepala dan sayap yang disebut larva instar. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap dan kai. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif dan dalam keadaan ini larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985).
Siklus hidup lalat dewasa Drosophila melanogaster sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya pun belum merentang. Sementara itu lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Walupun banyak sperma yang masuk kedalam mikrophyle yang terdapat pada ujung anterior tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronoleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio (Borror,1992).
Menurut Silvia (2003), Lalat Dosophila mempunyai siklus hidup yang sangat pendek yaitu sekitar 12 hari pada suhu kamar. Kondisi dibawah ideal dapat menghasilkan 25 keturunan tiap tahun. Tiap lalat betina dapat menghasilkan telur sebanyak 100 butir dan dari jumlah tersebut separuh akan menjadi lalat jantan dan separuhnya lagi akan menjadi lalat betina. Siklus hidup lalat ini akan semakin pendek apabila kondisi lingkungannya tinggi.
Menurut Silvia (2003), perbedaan jenis kelamin umumnya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
1.      Faktor Lingkungan.
Biasanya yang mengambil peranan di sini ialah keadaan fisiologis. Jika kadar hormon kelamin dalam tubuh tidak seimbang penghasilan atau peredarannya, maka pernyataan fenotip pada suatu makhluk mengenai kelaminnya dapat berubah. Akibatnya watak kelaminnya pun mengalami perubahan.
2.      Faktor Genetik.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa faktor genetiklah yang menentukan jenis kelamin suatu makhluk hidup. Oleh karena bahan genetik terdapat di dalam kromosom, maka perbedaan jenis kelamin terletak dalam komposisi kromosom. Inti sel tubuh lalat Drosophila hanya memiliki 8 buah kromosom saja, sehingga mudah dmamati dan dihitung. 6 buah kromosom (3 pasang) pada lalat betina maupun jantan sama bentuknya, disebut kromosorn autosom (kromosom tubuh) dan 2 buah kromosom (1 pasang) disebut krornosom kelamin (seks kromosom) karena bentuknya berbeda antara lalat jantan dan lalat betina.


BAHAN DAN METODE


HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL
Tanggal
Keterangan
10 November 2012
Lalat dimasukan kedalam media yang sudah disiapkan.
12 November 2012
Lalat sudah mulai bertelur.
14 November 2012
Telur – telur lalat menetas menjadi ulat dan indukan di lepas.
17 November 2012
Pada hari ke 7, ulat – ulat menjadi kepompong.
20 November 2012
Kepompong sudah menjadi individu baru (F1).

PEMBAHASAN
Percobaan pengamatan siklus hidup Drosophila sp dilakukan terhitung dari H0 pada tanggal 10 November 2012 hingga mendapatkan hasil F1 dewasa pada tanggal 20 November 2012. Hasil percobaan menunjukkan hasil yang signifikan. Siklus mengalami tiap fase yang berbeda. Tiap siklus yang dilewati Drosophila sp mengalami periode lama waktu yang berbeda-beda. Tahap yang dilewati adlah telur, larva, pupa dan imago lalu selanjutnya berkembang menjadi Drosophila sp dewasa.
Setelah menetas larva akan mengalami 3 tahapan yaitu, larva instar 1, larva instar 2, dan larva instar 3. Larva instar 1 muncul setelah telur menetas, selanjutnya larva instar 1 akan berubah menjadi larva instar 2 sehari kemudian, dan setelah 2 hari larva instar 2 berkembang menjadi larva instar 3. Larva akan terus makan hingga ukurannya membesar. Kecepatan makan dan geraknya akan bertambah seiring dengan perkembangan larva. Selama makan, larva akan membuat saluran-saluran pada medium. Aktivitas membuat saluran pada medium dapat dijadikan indikator apakah larva tumbuh dan berkembang dengan baik (Demerec et al, 1996).
Telur Drosphila berbentuk kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina drosophila dewasa meletakkan telur 50-70 telur perhari atau maksimumnya 400-500 buah dalam 10 hari (Silvia, 2003). telur Drosophila dilapisi oleh dau lapisan, yang pertama selaput vatelin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan yang kedua selaput tipis tetapi kuat di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangakai tipis. Khorion mempunyai kulit bagian luar yang sangat keras dari telur tersebut (Borror, 1992).
Saat larva Drososphila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikulum menjadi keras berpigmen, tanpa kepala dan sayap yang disebut larva intisar 4. formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap dan kai. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif dan dalam keadaan ini larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985).
Larva makan dengan mulut yang terdapat pada bagian ventral segmen kepala dan bernapas menggunakan spirakel anterior. Pada tahap akhir larva, larva instar 3 akan mencapai panjang 4,5 mm. Tubuh larva terdiri dari 12 segmen: 1 segmen kepala, 3 segmen thorax, dan 8 segmen abdomen. Karena tubuhnya yang transparan beberapa organ dalam larva dapat dilihat. Lemak tubuh larva, usus yang terpilin, gonad (organ seks) dan tabung Malpighian kuning merupakan organ-organ yang dapat dilihat (Shorrocks, 1972).
Dalam mengembangbiakkan Drosophila  sp  dalam botol medium teramati adanya kontaminasi dengan tumbuhnya jamur diatas medium buah pisang ambon bulu busuk yang dilumatkan. Hal ini disebabkan karena media semakin membusuk. Selain itu, beberapa saat botol sempat ditaruh di tempat yang cukup lembab (di dalam lemari). Namun, setelah beberapa waktu dilakukan pengamatan kembali, jamur yang tumbuh di atas medium buah tersebut menghilang karena Drosophila memakan jamur yang tumbuh dalam medium buah dalam botol. Hal ini memperlihatkan bahwa Drosophila melanogaster, sejenis serangga biasa yang umumnya tidak berbahaya yang merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah.
Percobaan dikatakan berhasil, karena pada pengamatan dapat dilihat semua tahapan siklus pada perkembangan Drosophila. Praktikum yang bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari siklus hidup Drosophila melanogaster sangatlah penting. Dengan mempelajari siklus hidupnya, akan lebih mudah bagi kita untuk mengamati fase-fase pergiliran keturunannya dan proses penurunan sifatnya. Menurut literatur, genom Drosophila memiliki kemiripan 77% dengan genom pada manusia, hal ini yang menyebabkan Drosophila melanogaster sebagai model yang ideal untuk dipelajari. Selain itu, juga dapat diaplikasikan untuk meningkatkan jangka hidup manusia dan mempelajari mortalitas manusia.

KESIMPULAN
Siklus mengalami tiap fase yang berbeda. Tiap siklus yang dilewati Drosophila sp mengalami periode lama waktu yang berbeda-beda. Tahap yang dilewati adlah telur, larva, pupa dan imago lalu selanjutnya berkembang menjadi Drosophila sp dewasa.

DAFTAR PUSTAKA
Ashburner, Michael. 1985. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA : Coldspring Harbor Laboratory Press.
Borror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Demerec et al, 1996. The Genome of Drosophila melanogaster. California: Academic Press Inc.
Ghostrecon, 2008. Experiments in Genetics with Drosophila. London: John Wiley and Sons, inc.
Shorrocks, B. 1972. Drosophila. London: Ginn & Company Limited.
Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi Universitas Padjdjaran.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar