LAPORAN
PRAKTIKUM GENETIKA
SIKLUS
HIDUP Drosophila sp
KIKY
WIDYA LOKA
RRA1C410044
ABSTRAK
Perbedaan jenis kelamin pada Drosophila
sp secara morfologi terlihat dari bentuk
pantat Drosophila sp, lalat jantan
memiliki ujung posterior yang tumpul sedangkan lalat betina memiliki ujung
posterior yang runcing. Lalat jantan memiliki sex comb pada kakinya sedangkan
lalat betina tidak. Ciri lainnya yang dapat membedakan jantan dan betina adalah
dari ukuran tubuhnya, dimana lalat jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih
kecil dibandingkan ukuran lalat betina.
Selain itu, Drosophila sp normal memiliki sungut yang berbentuk tidak runcing dan
bercabang-cabang. Kepala berbentuk elips. Thorax terlihat berwarna krem,
ditumbuhi banyak bulu, dengan warna dasar putih. Abdomen bersegmen lima, segmen
terlihat dari garis-garis hitam yang terletak pada abdomen. Sayap Drosophil
sp normal memiliki ukuran yang panjang
hingga melebihi abdomen lalat, lurus, dan bermula dari thorax dengan warna
transparan. Percobaan dilakukan pada tanggal 10 Desember tepatnya hari sabtu pukul 13.30 wib – selesai
di ruangan gedung G3 Unuversitas Jambi.
KATA KUNCI: SIKLUS HIDUP
PENDAHULUAN
Drosophila
memiliki ciri morfologi yang berbeda antara jantan dan betinanya. Pada
Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila dibandingkan
dengan yang betina. Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan memiliki sisir
kelamin. Sedangkan pada yang betina ukuran relatif lebih besar,memiliki 6 ruas
pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin. Drosophila normal
memiliki mata yang berwarna merah berbentuk elips. Terdapat pula mata oceli
yang ukurannya jauh lebih kecil dari mata majemuk, berada pada bagian atas
kepala, di atas di antara mata dua mata majemuk, berbentuk bulat (Ghostrecon,
2008).
Selain
itu, Drosophila normal memiliki sungut yang berbentuk tidak runcing dan
bercabang-cabang. Kepala berbentuk elips. Thorax terlihat berwarna krem,
ditumbuhi banyak bulu, dengan warna dasar putih. Abdomen bersegmen lima, segmen
terlihat dari garis-garis hitam yang terletak pada abdomen. Sayap Drosophila
normal memiliki ukuran yang panjang hingga melebihi abdomen lalat, lurus, dan
bermula dari thorax dengan warna transparan (Ghostrecon, 2008).
Kekentalan
dan keenceran dari suatu medium akan mempengaruhi pertumbuhan dari Dhrosophila
sp. Pengenceran medium akan mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan namun
tidak berpengaruh pada siklus hidupnya. Tingkat survival dan lamanya waktu hidup akan berkurang apabila lalat
dewasa berada pada medium yang sangat encer. Pada drosophila diremukan 4 pasang
kromosom.Pada lalat jantan dan lalat betina umumnya adalah sama, tetapi ada
sedikit perbedaan yaitu pada salah satu kromosom jantan terdapat lengkungan
seperti mata pancing (Silvia, 2003).
Telur
Drosophila berbentuk kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan
makanan. Betina drosophila dewasa meletakkan telur 50-70 telur perhari atau
maksimumnya 400-500 buah dalam 10 hari ( Silvia, 2003 ) . telur Drosophila
dilapisi oleh dua lapisan, yang pertama selaput vitelin tipis yang mengelilingi
sitoplasma dan yang kedua selaput tipis tetapi kuat ( korion ) di bagian luar
dan di anteriornya terdapat dua tangakai tipis. Khorion mempunyai kulit bagian
luar yang sangat keras dari telur tersebut ( Borror, 1992 ).
Saat
larva Drososphila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikulum menjadi
keras berpigmen, tanpa kepala dan sayap yang disebut larva instar. Formasi pupa
ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap dan kai. Pada stadium pupa
ini, larva dalam keadaan tidak aktif dan dalam keadaan ini larva berganti
menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985).
Siklus
hidup lalat dewasa Drosophila melanogaster sekitar 9 hari. Setelah keluar dari
pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya pun belum merentang.
Sementara itu lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan
sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Walupun banyak
sperma yang masuk kedalam mikrophyle yang terdapat pada ujung anterior tapi
hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronoleus betina dan yang lainnya
segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio (Borror,1992).
Menurut
Silvia (2003), Lalat Dosophila mempunyai siklus hidup yang sangat pendek yaitu
sekitar 12 hari pada suhu kamar. Kondisi dibawah ideal dapat menghasilkan 25
keturunan tiap tahun. Tiap lalat betina dapat menghasilkan telur sebanyak 100
butir dan dari jumlah tersebut separuh akan menjadi lalat jantan dan separuhnya
lagi akan menjadi lalat betina. Siklus hidup lalat ini akan semakin pendek
apabila kondisi lingkungannya tinggi.
Menurut
Silvia (2003), perbedaan jenis kelamin umumnya dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu :
1.
Faktor Lingkungan.
Biasanya yang mengambil peranan di
sini ialah keadaan fisiologis. Jika kadar hormon kelamin dalam tubuh tidak
seimbang penghasilan atau peredarannya, maka pernyataan fenotip pada suatu
makhluk mengenai kelaminnya dapat berubah. Akibatnya watak kelaminnya pun
mengalami perubahan.
2.
Faktor Genetik.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa
faktor genetiklah yang menentukan jenis kelamin suatu makhluk hidup. Oleh
karena bahan genetik terdapat di dalam kromosom, maka perbedaan jenis kelamin
terletak dalam komposisi kromosom. Inti sel tubuh lalat Drosophila hanya
memiliki 8 buah kromosom saja, sehingga mudah dmamati dan dihitung. 6 buah
kromosom (3 pasang) pada lalat betina maupun jantan sama bentuknya, disebut
kromosorn autosom (kromosom tubuh) dan 2 buah kromosom (1 pasang) disebut
krornosom kelamin (seks kromosom) karena bentuknya berbeda antara lalat jantan
dan lalat betina.
BAHAN DAN METODE
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Tanggal
|
Keterangan
|
10
November 2012
|
Lalat
dimasukan kedalam media yang sudah disiapkan.
|
12
November 2012
|
Lalat
sudah mulai bertelur.
|
14
November 2012
|
Telur
– telur lalat menetas menjadi ulat dan indukan di lepas.
|
17
November 2012
|
Pada
hari ke 7, ulat – ulat menjadi kepompong.
|
20
November 2012
|
Kepompong
sudah menjadi individu baru (F1).
|
PEMBAHASAN
Percobaan
pengamatan siklus hidup Drosophila sp dilakukan terhitung dari H0 pada tanggal 10 November 2012
hingga mendapatkan hasil F1 dewasa pada tanggal 20 November 2012. Hasil
percobaan menunjukkan hasil yang signifikan. Siklus mengalami tiap fase yang berbeda.
Tiap siklus yang dilewati Drosophila sp mengalami periode lama waktu yang berbeda-beda. Tahap yang
dilewati adlah telur, larva, pupa dan imago lalu selanjutnya berkembang menjadi
Drosophila sp dewasa.
Setelah
menetas larva akan mengalami 3 tahapan yaitu, larva instar 1, larva instar 2,
dan larva instar 3. Larva instar 1 muncul setelah telur menetas, selanjutnya
larva instar 1 akan berubah menjadi larva instar 2 sehari kemudian, dan setelah
2 hari larva instar 2 berkembang menjadi larva instar 3. Larva akan terus makan
hingga ukurannya membesar. Kecepatan makan dan geraknya akan bertambah seiring
dengan perkembangan larva. Selama makan, larva akan membuat saluran-saluran
pada medium. Aktivitas membuat saluran pada medium dapat dijadikan indikator
apakah larva tumbuh dan berkembang dengan baik (Demerec et al, 1996).
Telur
Drosphila berbentuk kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan
makanan. Betina drosophila dewasa meletakkan telur 50-70 telur perhari atau
maksimumnya 400-500 buah dalam 10 hari (Silvia, 2003). telur Drosophila
dilapisi oleh dau lapisan, yang pertama selaput vatelin tipis yang mengelilingi
sitoplasma dan yang kedua selaput tipis tetapi kuat di bagian luar dan di
anteriornya terdapat dua tangakai tipis. Khorion mempunyai kulit bagian luar
yang sangat keras dari telur tersebut (Borror, 1992).
Saat
larva Drososphila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikulum menjadi
keras berpigmen, tanpa kepala dan sayap yang disebut larva intisar 4. formasi
pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap dan kai. Pada stadium
pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif dan dalam keadaan ini larva berganti
menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985).
Larva
makan dengan mulut yang terdapat pada bagian ventral segmen kepala dan bernapas
menggunakan spirakel anterior. Pada tahap akhir larva, larva instar 3 akan
mencapai panjang 4,5 mm. Tubuh larva terdiri dari 12 segmen: 1 segmen kepala, 3
segmen thorax, dan 8 segmen abdomen. Karena tubuhnya yang transparan beberapa
organ dalam larva dapat dilihat. Lemak tubuh larva, usus yang terpilin, gonad
(organ seks) dan tabung Malpighian kuning merupakan organ-organ yang dapat
dilihat (Shorrocks, 1972).
Dalam mengembangbiakkan Drosophila sp
dalam botol medium teramati
adanya kontaminasi dengan tumbuhnya jamur diatas medium buah pisang ambon bulu
busuk yang dilumatkan. Hal ini disebabkan karena media semakin membusuk. Selain
itu, beberapa saat botol sempat ditaruh di tempat yang cukup lembab (di dalam
lemari). Namun, setelah beberapa waktu dilakukan pengamatan kembali, jamur yang
tumbuh di atas medium buah tersebut menghilang karena Drosophila memakan
jamur yang tumbuh dalam medium buah dalam botol. Hal ini memperlihatkan bahwa Drosophila
melanogaster, sejenis serangga biasa yang umumnya tidak berbahaya yang
merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah.
Percobaan
dikatakan berhasil, karena pada pengamatan dapat dilihat semua tahapan siklus
pada perkembangan Drosophila. Praktikum yang
bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari siklus hidup Drosophila
melanogaster sangatlah penting. Dengan mempelajari siklus hidupnya, akan
lebih mudah bagi kita untuk mengamati fase-fase pergiliran keturunannya dan
proses penurunan sifatnya. Menurut literatur, genom Drosophila
memiliki kemiripan 77% dengan genom pada manusia, hal ini yang menyebabkan Drosophila
melanogaster sebagai model yang ideal untuk dipelajari. Selain itu, juga
dapat diaplikasikan untuk meningkatkan jangka hidup manusia dan mempelajari
mortalitas manusia.
KESIMPULAN
Siklus
mengalami tiap fase yang berbeda. Tiap siklus yang dilewati Drosophila sp
mengalami periode lama waktu yang berbeda-beda. Tahap yang dilewati adlah
telur, larva, pupa dan imago lalu selanjutnya berkembang menjadi Drosophila sp
dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Ashburner, Michael. 1985. Drosophila, A Laboratory Handbook.
USA : Coldspring Harbor Laboratory Press.
Borror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan
Pengajaran Serangga. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Demerec et al, 1996. The Genome
of Drosophila melanogaster. California: Academic Press Inc.
Ghostrecon, 2008. Experiments in Genetics with Drosophila.
London: John Wiley and Sons, inc.
Shorrocks, B. 1972. Drosophila. London:
Ginn & Company Limited.
Silvia,
Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida Terhadap
Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi Universitas
Padjdjaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar